Sirah Nabawiyah :
Perang Thaif [Tahun 9 H]
Ketika orang-orang Tsaqif yang kalah tiba di Thaif, mereka menutup
pintu-pintu kotanya dan membuat sejumlah persiapan untuk perang. Urwah bin
Mas'ud dan Ghailan bin Salamah tidak ikut hadir di Perang Hunain dan
pengepungan Thaif, karena keduanya berada di Jurasy sedang bertugas
mempelajari pembuatan dabbabah*, minjaniq**, dan dhabur***".
"Setelah perang Hunain reda, Rasulullah berangkat ke Thaif. Ketika beliau
memutuskan berangkat ke Thaif, Ka'ab bin Malik RA berkata,
'Kami lumat seluruh keraguan dari Tihamah dan Khaibar
Kemudian kami mengistirahatkan pedang-pedang kami dari perang
Kami berbicara dengan pedang-pedang kami
Jika pedang-pedang kami dapat berbicara, ia pasti berbicara
Aku bukan wanita menyusui anak jika kalian tidak pernah melihatnya
Ada beribu-ribu orang dari kami di halaman kalian
Kami cabut atap rumah di Wajj
Hingga rumah-rumah kalian menjadi kosong tanpa kalian
"Rasulullah berjalan melewati Nakhlah Al-Yamaniyah, Qarn, Al-Mulaih, dan
Bahrah Ar-Rugha' dari Liyyah****. Di sana, Rasulullah membangun masjid dan
mengerjakan shalat di dalamnya".
Kemudian Rasulullah berjalan melewati jalan Adh-Dhaiqah. Ketika Rasulullah
berjalan ke arah jalan tersebut, beliau bertanya tentang nama jalan
tersebut, "Apa nama jalan ini?". Dikatakan kepada beliau, "Jalan ini
bernama Adh-Dhaiqah". Rasulullah bersabda, "Aku ganti jalan ini menjadi
Al-Yusra".
Setelah itu, Rasulullah keluar dari jalan Adh-Dhaiqah (Al-Yusra) melewati
Nakhab dan berhenti di pohon bernama Ash-Shadirah yang dekat dengan kebun
salah seorang dari Tsaqif. Rasulullah pergi menemui pemilik kebun tersebut
dan berkata kepadanya, "Engkau harus pergi dari sini. Jika tidak, kami akan
menghancurkan kebunmu". Orang dari Tsaqif tersebut menolak keluar dari
kebunnya, kemudian Rasulullah memerintahkan penghancuran kebun orang Tsaqif
tersebut.
Setelah itu, Rasulullah meneruskan perjalanan hingga tiba di daerah dekat
Thaif dan di sana beliau bermarkas. Tapi, di tempat tersebut beberapa orang
dari sahabat Rasulullah terkena lemparan anak panah, karena markas beliau
berdekatan dengan tembok Thaif, jadi tidak heran kalau anak panah mengenai
kaum muslimin dan mereka tidak dapat memasuki tembok orang-orang Thaif
karena orang-orang Thaif menutup temboknya. Ketika beberapa sahabat terkena
serangan anak panah, Rasulullah memindahkan markasnya ke masjid beliau yang
ada di Thaif sekarang (waktu penulisan buku ini), kemudian beliau mengepung
orang-orang Thaif dua puluh malam lebih".
"Ketika Rasulullah ditemani dua orang istrinya, salah satunya ialah Ummu
Salamah binti Abu Umaiyyah. Untuk itu, dua kubah untuk keduanya dipasang
dan Rasulullah mengerjakan shalat di antara kedua kubah tersebut. Ketika
orang-orang Tsaqif masuk Islam, Amr bin Umaiyyah bin Wahb bin Muattib bin
Malik membangun masjid di tempat shalat Rasulullah tersebut. Di masjid
tersebut terdapat sebuah tiang yang jika matahari terbit dan sinarnya
mengenainya, maka terdengar suara. Rasulullah mengepung orang-orang Thaif,
memerangi mereka dengan dahsyat, dan terjadi saling lempar anak panah pada
kedua belah pihak".*****
"Hingga pada pertempuran syadkhah di samping tembok Thaif, beberapa sahabat
Rasulullah masuk di bawah dabbabah, kemudian de-ngan dabbabah tersebut,
mereka mendekat ke tembok orang-orang Thaif untuk melubanginya. Ketika
itulah, orang-orang Tsaqif melepaskan paku besi yang menyala-nyala ke arah
kaum muslimin, kemudian kaum muslimin keluar dari bawah paku besi tersebut.
Pada saat yang sama, orang-orang Thaif menyerang kaum muslimin dengan anak
panah, hingga banyak sekali jatuh korban dari mereka. Kemudian Rasulullah
memerintahkan kaum muslimin menebang pohon-pohon anggur milik orang-orang
Tsaqif lalu kaum muslimin pergi ke pohon-pohon anggur tersebut untuk
menebangnya.
Disampaikan kepadaku bahwa Rasulullah bersabda kepada Abu Bakar ketika
beliau mengepung orang-orang Tsaqif, "Hai Abu Bakar, aku bermimpi dihadiahi
gelas besar dari kayu yang penuh dengan mentega, kemudian gelas besar dari
kayu tersebut dilubangi ayam jago, lalu ayam jago tersebut menumpahkan
mentega tersebut". Abu Bakar berkata, "Aku pikir engkau tidak dapat
mengalahkan mereka pada hari ini seperti engkau inginkan". Rasulullah
bersabda, "Tapi aku tidak berpendapat seperti itu".
Khuwailah binti Hakim As-Sulami, istri Utsman bin Madz'un berkata, "Wahai
Rasulullah, jika Allah menaklukkan Thaif untukmu, berikan kepadaku
perhiasan Badiyah binti Ghailan bin Salamah atau perhiasan Al-Fari'ah binti
Aqil". Khuwailah berkata seperti itu, karena kedua wanita tersebut adalah
wanita Tsaqif yang paling banyak perhiasannya. Disebutkan kepadaku bahwa
ketika Rasulullah bersabda kepada Khu-wailah binti Hakim, "Bagaimana kalau
aku tidak diberi izin terhadap orang-orang Tsaqif, wahai Khuwailah?"
Khuwailah binti Hakim keluar dari hadapan Rasulullah kemudian menceritakan
ucapan Rasulullah tersebut kepada Umar bin Khaththab, lalu Umar bin
Khaththab masuk menemui Rasulullah dan berkata kepada beliau, "Wahai
Rasulullah, ucapan apa yang telah engkau katakan kepada Khuwailah karena ia
bercerita bahwa engkau mengatakan sesuatu?". Rasulullah bersabda, "Ya, aku
telah berkata seperti itu". Umar bin Khaththab berkata, "Wahai Rasulullah,
bagaimana kalau aku memberimu izin terhadap mereka?". Rasulullah b
ersabda, "Tidak". Umar bin Khaththab berkata, "Bagaimana kalau aku
mengumumkan kepada orang-orang agar mereka pergi?" Rasulullah bersabda,
"Ya, silakan".
Umar bin Khaththab pun mengumumkan kepada orang-orang agar mereka pergi.
Ketika orang-orang telah berangkat, tiba-tiba Sa'id bin Ubaid bin Usaid bin
Abu Amr bin Ilaj berkata, "Ketahuilah, sesungguhnya rombongan tidak pergi".
Uyainah bin Hishn berkata, "Demi Allah, ini sebuah kemuliaan". Salah
seorang dari kaum muslimin berkata kepada Uyainah bin Hishn, "Semoga Allah
mematikanmu, hai Uyainah, pantaskah engkau memuji orang-orang musyrikin
karena penghadangan mereka terhadap Rasulullah, padahal engkau datang ke
sini untuk menolong beliau?". Uyainah bin Hishn berkata, "Demi Allah, aku
datang ke sini tidak untuk memerangi orang-orang Tsaqif bersama kalian,
namun aku ingin Muhammad dapat membuka Thaif, kemudian aku mendapatkan
salah seorang gadis Tsaqif, kemudian aku menggaulinya dengan harapan gadis
tersebut melahirkan anak laki-laki untukku, karena Tsaqif itu kaum yang
cerdas".
Beberapa budak di antara orang-orang yang terkepung di Thaif menemui
Rasulullah untuk masuk Islam, kemudian beliau memerdekakan mereka".
"Ketika orang-orang Thaif masuk Islam, beberapa orang dari mereka
membicarakan tentang budak-budak tersebut, kemudian Rasulullah bersabda,
"Tidak, mereka adalah orang-orang yang dimerdekakan oleh Allah". Di antara
orang yang membicarakan tentang budak-budak tersebut adalah Al-Harits bin
Kaladah".
Jumlah total sahabat Rasulullah yang gugur sebagai syuhada di Perang Thaif
ialah dua belas orang; tujuh orang dari Quraisy, empat orang dari kaum
Anshar, dan satu orang dari Bani Laits".
"Ketika Rasulullah meninggalkan Thaif setelah menyerang dan mengepungnya,
Bujair bin Zuhair bin Abu Salma bersyair mengenang Perang Hunain dan Perang
Thaif,
'Di pertempuran di Hunain
Di pagi hari di Lembah Authas dan perang di Gunung Al-Abraq
Kabilah Hawazin menyesatkan pasukannya dengan mengumpulkan mereka
Kemudian mereka bercerai berai seperti burung yang terkoyak-koyak
Tidak ada satu tempat pun yang melindungi mereka dari kami
Melainkan tembok mereka dan parit
Sungguh kami maju ke tempat mereka agar mereka keluar
Tapi mereka berlindung diri dari kami di pintu yang terkunci rapat
Pasukan kami yang tidak bertameng kembali ke pasukan besar
Yang putih dan berkemilau memancarkan kematian
Pasukan tersebut bersatu dan berwarna hijau
jika pasukan tersebut diarahkan ke benteng
Pasti benteng tersebut hancur lebur rata dengan tanah
Pasukan tersebut berjalan dengan sembunyi-sembunyi di atas tumbuhan
Al-Hiras
Kami tak ubahnya seperti kuda yang meletakkan kakinya ke tempat tangannya
jika berjalan
Dengan baju besi yang menutup seluruh tubuh yang jika dipakai sebagai alat
pelindung
Maka baju besi tersebut seperti aliran sungai dimana angin berhembus
padanya
Baju besi tersebut paling baik yang sisa-sisanya menyentuh sandal kami
baju besi tersebut dibuat oleh Daud dan keluarga Muharriq******'."
CATATAN KAKI
* Dabbaabah adalah salah satu alat perang berupa kendaraan yang dinaiki
oleh seorang personil lalu ia merangkak dengan kendaraan itu mendekati
benteng musuh.
** Minjaniq adalah salah satu alat untuk mengurung dan mengepung musuh,
sejenis alat pelempar batu besar.
*** Dhabur bentuknya seperti tempurung penyu, digunakan untuk melindungi
diri ketika berpaling.
**** Qarn, Mulaih dan Bahrah Raghaa' dan Liyyah adalah nama-nama tempat di
Thaif.
***** Ibnu Hisyam menyebutkan bahwa Rasulullah melempar mereka dengan
manjaniq. Seseorang yang dapat kupercaya telah menceritakan kepadaku bahwa
lemparan manjaniq pertama dalam Islam adalah saat membombardir pasukan
Thaif
****** Keluarga Muharriq adalah keluarga Amru bin Hindun, raja Hiirah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar