Senin, 24 Desember 2007

Para Penyeru ke Neraka Jahanam

Syarah Hadits
15/11/2007 | 5/Dzulqaidah/1428 H | Hits: 116
Para Penyeru ke Neraka Jahanam
Oleh: Tim dakwatuna.com

Dari Huzhaifah bin Al-Yaman berkata, “Manusia biasa bertanya pada
Rasulullah saw. tentang kebaikan, sedang aku bertanya kepada beliau
tentang kejahatan, karena khawatir akan mengenaiku.” Saya berkata,
“Wahai Rasulullah, kami dahulu di masa Jahiliyah dan penuh kejahatan,
kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini (Islam). Apakah setelah
kebaikan ini ada lagi keburukan?” Rasul saw. menjawab, ”Ya.” “Apakah
setelah keburukan itu ada kebaikan?” Rasul saw. menjawab, ”Ya, tetapi
ada polusinya.” “Apa polusinya?” Rasul saw. menjawab, ”Kaum yang
mengambil hidayah dengan hidayah yang bukan dariku, engkau kenali dan
engkau ingkari.” Saya berkata, ”Apakah setelah kebaikan itu ada
keburukan?” Rasul saw. menjawab, ”Ya, tetapi ada para penyeru ke neraka
jahanam; barangsiapa yang menyambut mereka ke neraka, maka mereka
melamparkannya ke dalam neraka.” Saya berkata, ”Ya Rasulullah, terangkan
ciri mereka pada kami?” Rasul saw. menjawab, ”(Kulit) mereka sama dengan
kulit kita, berbicara sesuai bahasa kita.” Saya berkata, ”Apa yang
engkau perintahkan padaku jika aku menjumpai hal itu?” Rasul saw.
bersabda, ”Komitmen dengan jamaah muslimin dan imamnya.” Saya berkata,
”Jika tidak ada pada mereka jamaah dan imam?” Rasul saw. menjawab,
”Tinggalkan semua firqah itu, walaupun engkau harus menggigit akar pohon
sampai menjumpai kematian dan engkau tetap dalam kondisi tersebut.”
(Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menceritakan satu informasi kenabian yang mutlak
kebenarannya. Apalagi hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim, dua imam hadits yang disepakati keshahihan haditsnya oleh para
ulama. Dan hadits ini dikeluarkan oleh Huzhaifah bin Yaman ra. seorang
sahabat Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat pakar di bidang
fitnah dan masa depan. Pertanyaan yang dikemukakan Huzhaifah terasa
aneh, kalau sahabat lain bertanya tentang kebaikan, justru ia bertanya
tentang keburukan, agar dapat diantisipasi oleh dirinya dan umat Islam.
Huzhaifah paling tahu masalah-masalah rahasia, tidak salah kalau ia
disebut inteljen Rasulullah saw. Umar bin Khattab ra. ketika ingin
mengetahui orang-orang munafik bertanya pada Huzhaifah bin Yaman. Bahkan
Umar sendiri –karena begitu besar rasa takutnya– bertanya apakah ada
sifat kemunafikan pada dirinya, yang kemudian di jawab Huzhaifah, tidak
ada.

Hadits ini menceritakan betapa nanti akan terjadi distorsi pengamalan
umat Islam terhadap ajaran Islam. Sehingga Islam diliputi polusi atau
syubhat yang mengkaburkan kebenaran ajaran Islam. Pada saat itulah
muncul fitnah dan banyak orang-orang yang menyeru ke pintu neraka
Jahanam (Du’at ilaa abwaabi Jahnnam).

Dakwah yang paling gencar yang dilakukan para penyeru ke jahanam adalah
mengajak manusia agar tidak melibatkan Islam dalam kehidupan mereka.
Pada sisi yang lain mereka juga menyeru untuk menghalalkan segala cara
dalam aktivitas kehidupannya. Dari sisi pemikiran yang banyak diseru
oleh para penyeru ke neraka jahanam adalah kesesatan, penyimpangan, dan
syubhat yang dimasukkan atas nama ajaran Islam. Sehingga muncullah
aliran sesat dan gerakan kemurtadan yang mengatasnamakan Islam, dan umat
Islam banyak yang tertipu dengan ajakan mereka.

KARAKTERISTIK PARA PENYERU KE NERAKA JAHANNAM

1. Memiliki Warna Kulit dan Bahasa yang Sama dengan Mayoritas Rakyat.

Para penyeru tersebut ternyata para pemimpin atau tokoh masyarakat atau
tokoh politik atau tokoh agama yang diikuti oleh banyak masa sebagaimana
disebutkan dalam riwayat lain oleh imam Muslim, yaitu: “Pemimpin yang
tidak mengambil hidayah Rasul dan juga tidak mengikuti sunnahnya.”
Ungkapan yang sama juga disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash:
41-42, “Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia)
ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami
ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat
mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).”

Mereka muncul dari kelompok Islam dan memimpin umat Islam. Kulit dan
bahasanya sama dengan mayoritas umat Islam. Merekalah kelompok yang
paling bahaya bagi umat Islam karena mereka menggunakan istilah-istilah
Islam yang dapat menyesatkan umat Islam, mereka juga sangat membahayakan
karena lahir dari kelompok Islam dan memiliki pengikut yang banyak dari
umat Islam.

2. Mengajak Manusia ke Neraka Jahannam

Ungkapan-ungkapan mereka mengandung kekufuran dan kefasikan, dan mereka
menyangka itu benar. Ungkapan kufur itu dibungkus ayat-ayat Al-Qur’an
dan Hadits. Sementara masyarakat awam banyak yang mengikuti pemimpin
tersebut karena kebodohannya. Ungkapannya ibarat sabda, perbuatannya
selalu dianggap benar. Pemimpin tersebut mengajak rakyatnya untuk masuk
ke neraka Jahanam (sadar atau tidak sadar) dengan berbagai macam cara.
Maka mereka adalah pemimpin yang sesat dan menyesatkan.

Adapun cara-cara yang digunakan manusia untuk menyesatkan mereka dan
mengajak ke neraka antara lain:

a. Memimpin rakyatnya ke jalan setan yang mengantarkan ke neraka. “Ia
berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam
neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.” (QS. Hud: 98)

b. Mengunakan sarana media massa. “(ucapan mereka) menyebabkan mereka
memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan
sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui
sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang
mereka pikul itu.” (QS An-Nahl: 25)

“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka,
tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir
membencinya.” (QS. As-Shaaf: 8 ).

c. Menggunakan sarana musik dan nyanyian. “Dan di antara manusia (ada)
orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan
(manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah
itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS.
Luqmaan: 6)

d. Mengubah nikmat Allah dengan kekufuran. “Tidakkah kamu perhatikan
orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan
menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu, neraka Jahanam; mereka
masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.”

Dalam upayanya untuk menyesatkan manusia para pemimpin itu menggunakan
berbagai macam cara yang dikuasainya. Seperti menggunakan harta untuk
menipu kaum lemah dan miskin, menggunakan media. Bahkan, kalau tidak mau
tunduk, mereka menyiksanya dan membunuhnya. Begitulah di antara ciri
penyeru ke neraka Jahanam.

3. Mereka Memiliki Hati Setan

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim: ”Hati mereka
adalah hati setan dalam jasad manusia.” Para penyeru ke neraka Jahanam
hati mereka sangat keras melebihi kerasnya batu sehingga tidak merasakan
apa yang dirasakan umatnya. Bahkan untuk mengokohkan kekuasaanya mereka
tidak segan-segan menyakiti, menyiksa, dan membunuh rakyatnya
(pengikutnya) sendiri.

Sesungguhnya hati jika sudah mengeras, maka kehilangan daya
sensitivitasnya. Mereka menganggap sama antara yang baik dengan yang
buruk, tidak merasakan penderitaan rakyatnya. Semuanya serba diremehkan.
Kesakitan masyarakat dianggap biasa, lumrah, dan tidak dianggap repot.
Dan hati setan tentu saja lebih keras dan lebih jahat dari semua hati.
Penderitaan masyarakat dianggap hiburan yang menyenangkan. Kesesatan
masyarakat adalah tujuan mereka sehingga pada saat masyarakat sesat
memudahkan untuk ditundukkan dan patuh kepadanya.

PERBUATAN PARA PENYERU KE NERAKA JAHANAM

1. Mengekor pada Orang lain

Walaupun di mata masyarakat mereka adalah pemimpin tetapi pada dasarnya
mereka mengekor pihak lain. Para penyeru ke neraka jahanam biasanya
adalah antek-antek orang kafir. Allah swt berfirman: Dan bila mereka
berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah
beriman.” Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka
mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok.” (QS. Al Baqarah: 14).

2. Menganggap Rendah Kaumnya

Karena mengekor pada yang lain sehingga mereka merasakan dan menganggap
rendah pada diri dan kaumnya. Mereka memaksa kaumnya untuk mengikuti
pola hidup kaum kafir yang menjadi acuan. Karena itu, pemimpin -pemimpin
seperti ini pada hakekatnya pengekor.

3. Menghancurkan Nilai-Nilai Moral

Para penyeru ke neraka Jahanam menginginkan agar masyarakat tidak
komitmen pada ajaran Islam, karena hal itu akan menyulitkan mereka.
Lebih dari itu ketika masyarakat komitmen pada ajaran Islam maka mereka
susah menguasainya sehingga mereka berusaha menjauhkan masyarakat dari
nilai-nilai Islam. Allah swt. berfirman: “Dan orang-orang yang kafir
maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka.
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa
yang diturunkan Allah (Al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan
(pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 8-9).

4. Memerangi Dakwah Islam

Ini terjadi jika kekuasaan ada di tangan mereka. Mungkin pada awalnya
mereka tidak secara langsung memerangi dakwah tetapi mempersempit ruang
lingkupnya. Mereka kemudian menuduh orang-orang yang berdakwah dengan
tuduhan yang keji seperti ekstrimis, fundamentalis, provokator, dan
teroris. Hal ini menyebabkan masa menjauhi dakwah dan aktivisnya. Di
sisi lain menumbuhsuburkan dakwah yang tidak membahayakan kekuasaannya
seperti menumbuhsuburkan tasawuf, filsafat, pemikiran sosialis, dan
lain-lain. Lebih jauh lagi mereka berani menyiksa dan membunuh aktivis
dakwah karena mereka sudah memvonisnya sebagai teroris yang membahayakan
negara.

Demikian aktivitas para penyeru ke neraka Jahanam menggiring manusia
untuk disesatkan dengan berbagai macam cara dan sarana sampai pada
akhirnya mereka mengikuti penyeru tersebut untuk masuk bersama-sama ke
neraka Jahanam. Oleh karena itu para dai kebenaran tidak boleh gentar
menghadapi mereka dan terus-menerus mendakwahkan Islam, mengikhlaskan
niat, merapatkan barisan menggalang kekuatan, dan menjelaskan kesalahan
dan kesesatan mereka sehingga masyarakat tahu dan sadar akan kebenaran
ajaran Islam dan sampai ajaran Islam tegak di bumi ini.

Sikap Muslim terhadap mereka

Sikap yang harus dilakukan oleh setiap muslim dalam menghadapi kelompok
ini dapat dipetakan dalam beberapa tahap:

1. Bersabar

Yang dimaksud bersabar di sini bukan sabar menerima kebatilan mereka,
tetapi bersabar dalam menolak kebatilan mereka, karena diam dalam
kemaksiatan adalah sebuah kemaksiatan. Bersabar ketika sebagian umat
Islam terkena fitnah dan keburukan mereka. Bersabar untuk terus
melakukan persiapan diri untuk menghadapi keburukan mereka

2. Melakukan Reformasi

Umat Islam semuanya harus turut melakukan reformasi. Reformasi dari
sistem yang ada menuju sistem Islam. Reformasi dari akhlak yang penuh
dengan bentuk kemaksiatan seperti kemusyrikan, perzinaan, seks bebas dan
pornografi, korupsi, kezaliman lainnya, menuju akhlak Islam.

3. Komitmen dengan Persatuan Umat Islam

Dalam kondisi yang serba rusak ini, maka umat Islam harus terjaga
keislamannya dan terhindar dari berbagai macam polusi jahiliyah. Umat
Islam harus komitmen kepada persatuan umat Islam, menjauh dari
penyimpangan, dan berjuang untuk menegakkan Islam. Dan itulah kunci
selamat dari fitnah.

4. Berjihad

Dan cara yang terakhir yang harus dilakukan oleh orang-orang beriman,
sesuai dengan arahan Al-Qur’an dan Sunnah, yaitu berjihad terus menerus
dengan berbagai macam tingkatan jihad untuk menghancurkan kebatilan dan
kemungkaran sehingga tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini, dan
ketundukkan dan ketaatan hanya untuk Allah semata.

Wallahu a’lam bishawwab.

Tidak ada komentar: