Penulis: Al-Ustadz Abu Muhammad Abdul Jabbar
Kebagusan amalan anggota badan seorang hamba tergantung pada kebagusan
qalbunya. Apabila qalbunya salim (sehat), tidak ada di dalamnya melainkan
kecintaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kecintaan kepada apa yang
dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala, takut kepada-Nya, takut terjatuh pada
apa yang dibenci oleh-Nya, akan baguslah seluruh amalan anggota badannya.
Akan tumbuh pula pada dirinya perasaan untuk menghindarkan diri dari
segala perkara yang haram dan syubhat.
Namun apabila qalbunya rusak, dikuasai oleh hawa nafsunya, mencari apa
yang diinginkan hawa nafsunya dalam perkara yang Allah Subhanahu wa Ta'ala
benci, akan rusaklah seluruh amalan anggota badannya. Selain itu, akan
menyeret pula kepada segala bentuk kemaksiatan dan syubhat, sesuai dengan
kadar penguasaan hawa nafsu terhadap qalbunya. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam telah bersabda:
€ ¢â’ ’¼Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad ada segumpal darah. Jika ia baik,
seluruh jasad akan baik pula. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan
rusak. Ketahuilah bahwa itu adalah qalbu.€ ¢â’ ’½ (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 52,
dan Muslim no. 4070)
Apabila seorang hamba memiliki qalbu yang salim akan muncul darinya
amalan-amalan yang shalih dan kesungguhan dalam beramal guna mencapai
kebahagiaan di kehidupan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
€ ¢â’ ’¼Dan barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu
dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah
orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.€ ¢â’ ’½ (Al-Isra`: 19)
Dengan demikian, untuk mendorong dan menumbuhkan amalan-amalan shalih,
setiap hamba wajib menjaga qalbunya agar tetap salim (sehat) dan terhindar
dari penyakit-penyakit yang merusaknya.
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu berkata: € ¢â’ ’¼Tidak sempurna keselamatan
qalbu seorang hamba melainkan setelah selamat dari lima perkara: syirik
yang menentang tauhid, bid€ ¢â’ ’¹ah yang menyelisihi As-Sunnah, syahwat yang
menyelisihi perintah, kelalaian yang menyelisihi dzikir, dan hawa nafsu
yang menyelisihi ikhlas.€ ¢â’ ’½ (Ad-Da`u wad Dawa`, hal. 138)
Hamba yang memiliki qalbun salim akan selalu mengutamakan kehidupan
akhirat daripada kehidupan dunia, yang mana Allah Subhanahu wa Ta'ala
telah mempersiapkan tempatnya di surga. Berbeda dengan orang yang
mengutamakan kehidupan dunia yang akan membawanya kepada neraka Al-Jahim.
€ ¢â’ ’¼Maka apabila hari kiamat telah datang. Pada hari ketika manusia teringat
akan apa yang telah dikerjakannya. Dan diperlihatkan neraka dengan jelas
kepada setiap orang yang melihat. Adapun orang yang melampaui batas, dan
lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat
tinggalnya. Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya, dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah
tempat tinggalnya.€ ¢â’ ’½ (An-Nazi€ ¢â’ ’¹at: 34-41)
Wallahu a€ ¢â’ ’¹lam bish-shawab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar