Makar Kaum Kuffar
Islam dan umatnya seringkali mendapatkan perlakuan yang tak menyenangkan dari umat lain yang membencinya. Tercatat sejak negara Islam pertama kali ditegakkan di kota Madinah, musuh tak henti-hentinya mengintai dan membuat makar.
Keadaan seperti ini digambarkan oleh sahabat Rasulullah Ka'ab bin Malik dalam sebuah hadist yang panjang.
"ketika aku berjalan-jalan di pasar Madinah, seketika itu ada seorang petani yang berasal dari Syam yang dating membawa makanan untuk di jual di pasar Madinah. Dia bertanya 'Siapakah yang dapat menunjukkan Ka'ab bin Malik?' Orang-orang langsung menunjukkannya sampai ia menemuiku dan menyerahkan kepadaku surat dari Raja Ghassan. Aku adalah seorang yang dapat menulis, aku baca: amma ba'du, sesungguhnya telah sampai berita kepadaku bahwa pemimpinmu telah berpaling meninggalkanmu. Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan bagimu tempat yang hina dan kesia-siaan, maka bergabunglah kepada kami, kami akan menggembirakanmu" (HR. Bukhari dan Muslim)
Kisah tersebut diawali dengan absennya Ka'ab bin Malik dari perang Tabuk. Sebagai hukuman, Ka'ab bin Malik dan beberapa sahabat yang absent dari perang diboikot oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Tidak ditegur, diberikan salam, atau diajak bicara. Dan anehnya, kondisi yang demikian ini diketahui oleh Raja Ghassan-orang kafir- yang jauh dari Madinah. Raja itu mencari celah dan titik kelemahan kaum muslimin. Maka orang itu tersebut mengirimkan surat mengajak Ka'ab untuk bergabung ikut serta dalam front kekafirannya. Petikan cerita di atas bisa menunjukkan sedikit bukti bahwa kaum kuffar tidak berhenti untuk mengintai kaum muslimin dan mencari kelemahannya.
Kisah terus berlanjut sepanjang sejarah umat Islam. Berbagai kejadian dalam perang dunia pertama dan kedua juga menunjukkan bagaimana sebenarnya makar Yahudi dan Nasrani dalam meruntuhkan kekhalifahan Turki Utsmani. Mereka memang selalu membuat makar. Allah memberitakan kegigihan orang Yahudi dan Nasrani dengan firman-Nya
"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kalian sampai kalian mengikuti millah mereka."
Memurtadkan dari ajaran Allah adalah tujuan utama mereka. Caranya beragam, dari model yang terhalus sampai tahap yang paling kasar, memerangi umat Islam secara fisik.
Beberapa Alasan
God, Glory dan Gospel, demikian semboyan para penjajah Nasrani kala itu. Alas an religius tentu yang utama. Penjajahan Nasrani atas negeri-negeri itu biasanya diiringi dengan gerakan permurtadan. Pendudukan Indonesia selama tiga abad lebih adalah fakta yang tak bisa dipungkiri. Di sisi yang lain ada alasan-alasan yang mendompleng. Diakui atau tidak, negeri-negeri kaum muslimin banyak memiliki kekayaan alam. Hasil bumi dan tambang melimpah, menggiurkan orang-orang non Islam. Ini seperti yang diberitakan oleh Rasulullah,
"Nyaris umat-umat berkumpul menghadapi kalian sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang makan menghadapi bejana makanannya..."(HR. Abu Dawud)
Serbuan pasukan koalisi ke Irak beberapa tahun lalu hanyalah satu dari sekian banyak contoh ngilernya orang kuffar pada sumber daya alam kaum muslimin.
Menciptakan Musuh dari Dalam
Untuk melemahkan barisan umat Islam sehingga lebih mudah untuk dihancurkan, diciptakanlah kerusuhan dari dalam. Dengan munculnya ide-ide, pemikiran dan tooh-tokoh penyesat. Sebenarnya hal ini merupakan perulangan sejarah lama. Di zaman sahabat mencuat nama Abdullah bin Saba', seorang tokoh Yahudi yang menyembunyikan kekafiran dan pura-pura masuk Islam. Dengan kedok tersebut ia menyebarkan pemikiran kekufuran kepada orang-orang yang tinggal jauh dari para sahabat. Pada waktu itu wilayah kaum muslimin telah luas dibuka oleh tangan-tangan para sahabat. Ia membuat agama baru yang sekarang lebih dikenal dengan nama Syiah atau Rafidhah. Abdullah bin Saba' pertama kali mengkritisi masalah kekhalifahan sepeninggal Rasulullah. Menurutnya yang paling berhak mendapatkannya adalah Ali bin abi Thalib, bukan yang lain. Keyakinan ini terus berlanjut dengan menuhankan Ali bin abi Thalib, dan mengkafirkan hampir seluruh sahabat Nabi. Seandainya diteliti dan dipelajari apa yang ditulis dan dibicarakan oleh kaum Syiah tentang para sahabat Rasulullah, ternayata mereka menganggap bahwa para sahabat itu menyerupai komplotan pencuri dan perampok. Para sahabat nabi dipandang tidak beragama dan tidak mempunyai kata hati untuk mencegah kebohongan, kebinasaan dan kerusakan duniawiah. Padahal menurut riwayat yang sebenarnya, ternyata para sahabat itu dalam sejarah dari generasi ke generasi tercatat sebagai orang yang sangat takwa kepada Allah dan terhormat jalan hidupnya. Dan lagi, ajaran Islam tidak akan tersebar ke seluruh pelosok dunia tanpa usaha para sahabat yang dengan gagah berani sanggup meninggalkan keluarga dan kampong halaman dalam membela kebenaran yang diyakini, dalam rangka menaati Allah. Inilah di antara maka untuk menohok umat Islam dari dalam. Dan Syiah bukan satu-satunya, gerakan Ahmadiyah di dataran India pun kelahirannya banyak dibidani oleh kaum kuffar. Demikian pula sekte-sekte ekstrim lain yang bermunculan.
Pemurtadan lewat Media Massa
Melalui media massa orang-orang kuffar berusaha memperlemah kekuatan umat Islam. Di antara bentuknya:
1.. Mendakwahkan (agama) kekufuran dengan menonjolkan keistimewaannya yang semu, kasih saying dan kelemahlembutan yang semu kepada dunia seluruhnya. Umat Islam yang tak waspada akan dengan mudah terperdaya dan hati pun mudah condong kepada mereka.
2.. Menyampaikan kerancuan-kerancuan kepada kaum muslimin dalam masalah akidah, syiar-syiar keagamaan mereka. Akhirnya muncullah pendapat bahwa semua agama itu sama, tidak masalah gonta-ganti agama dan atau menikah dengan orang yang beda agama. Melalui corong anak-anak didiknya, kaum kuffar menghujamkan kerancuan-kerancuan ini sedalam-dalamnya ke tubuh umat Islam.
3.. Menyebarkan pornografi, gambar buka-bukaan dan hal-hal yang membangkitkan birahi hingga melenakan orang yang menyaksikannya, merusak ahlak, mengotori kesucian kaum muslimin. Akibatnya hilanglah rasa malu para pemuda dan pemudi Islam dan berubahlah generasi muda Islam menjadi budak-budak birahi dan penuntut kenikmatan yang murah. Beberapa langkah kemudian, dengan sukarela mereka menerima dakwah kekufuran
Inilah beberapa kiat dan usaha yang mereka lancarkan, dan tentu yang disebutkan tadi bukanlah pembatasan.
Menangkal Makar
a.. Tanamkan aqidah Islam
Ini adalah benteng paling kokoh yang harus ditancapkan, misalnya melalui kurikulum-kurikulum pendidikan sekolah resmi maupun program-program pembinaan umum, seperti kajian rutin, pertemuan, ataupun ceramah-ceramah keagamaan. Penanaman aqidah yang sahih juga bisa dilakukan melalui tulisan-tulisan, baik majalah, tabloid maupun bulletin-buletin dakwah. Secara lebih luas dakwah ini diberikan melalui media-media yang lain seperti televise, radio, internet, maupun sarana komunikasi lainnya.
a.. Menyebarkan pemahaman agama yang benar
Berbagai kerancuan yang dilancarkan kaum kuffar sebenarnya tak akan banyak membikin gerah, ketika umat Islam betul-betul memahami ajaran Islam yang sahih. Masalahnya menjadi begitu rumit di saat pemahaman Islam yang sahih tak diketahui oleh banyak kaum muslimin. Akibatnya? Setiap penyimpangan pemikiran, syubhat, 'tafsir agama baru' begitu mudahnya dimakan mentah-mentah. Sampai ujung-ujungnya, beberapa orang dengan berani mengkritisi ajaran Islam yang sahih. Dari sini, menyebarkan pemahaman dien yang benar -sesuai yang dipahami generasi utama umat ini- mutlak diperlukan.
a.. Perhatikan semua sector
Ini poin penting lain yang harus diusahakan. Yaitu memberikan perhatian yang baik dan serius kepada semua sector penting yang berkaitan dengan kehidupan seorang muslim. Baik dalam masalah pendidikan secara khusus (sekolah-sekolah formal), sector medis, atau sector-sektor yang lain. Sudah semestinya beragam sector ini ditangani secara baik, serius dan professional. Berbagai kejadian yang ada menunjukkan bahwa sector-sektor tersebut banyak dimanfaatkan oleh gerakan tanshiriyah untuk memurtadkan umat Islam.
a.. Membangkitkan interaksi social
Setiap mukmin bersaudara. Demikian petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Hal itu sekaligus memberikan isyarat bahwa seorang mukmin punya keterkaitan dengan mukmin yang lain. Termasuk dalam masalah social. Orang-orang yang kaya hendaknya memperhatikan hak-hak si miskin, membuka tangan-tangan mereka untuk memberikan harta dan membantu program-program social mereka. Hal ini merupakan peluang beramal kebajikan orang yang berpunya.
"Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akanmenghilangkan kesusahannya pada hari kiamat."(HR. Muslim)
Di samping itu umat Islam mestinya memenuhi anjuran syariat untuk melakukan persiapan jihad sebagaimana yang diisyaratkan Allah,
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahui; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya(dirugikan)". (Al-Anfal:60)
Sumber: Majalah Nikah edisi 02/II/2003, Hal.28-30
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar