NERAKA
Allah Swt berfirman dalam Al‑Qur'an: Dan sesungguhnya Jahannam itu tempat yang dijanjikan bagi mereka sekalian. Ia mempunyai tujuh pintu; tiap‑tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka (pengikut‑pengikut iblis). (QS. Al‑Hur, 15: 43:44)
Tentang pintu‑pintu neraka, Rasulullah Saw pernah bertanya kepada Jibril as: 'Apakah keadaan pintu‑pintu neraka itu seperti pintu rumahku?' Jawab Jibril: 'Tidak, tetapi pintu neraka terbuka di bawah yang lain.'
Dalam sebuah riwayat, Wahab bin Munabbih berkata, Jarak satu pintu ke pintu lainnya bisa ditempuh dengan perjalanan tujuh puluh tahun. Setiap pintunya sangat panas dari yang lain dengan perbandingan tujuh puluh kali.
(MUKHTASHAR TADZKIRATUL QURTHUBY)
(Dari Calon‑Calon ahli Surga dan Ahli Neraka ‑ M. Alli Chasan Umar)
Rasulullah Saw, dalam riwayat lain, pernah berdialog dengan Malaikat Jibril as,
Rasulullah: Siapakah orang‑orang yang menempati pintu‑pintu neraka itu?
Jibril: Pintu pertama (paling bawah) namanya Hawiyah, ditempati orang‑orang munafik dan kafir. Pintu kedua namanya Jahim, ditempati orang‑orang musyrik. Pintu ketiga namanya Saqar, ditempati orang‑orang Shabiin (orang‑orang yang menukar agama, para penyembah bintang, yang mengaku beragama Nabi Nuh). Pintu keempat namanya Ladhaa, ditempati Iblis dan para pengikutnya serta orang‑orang Majusi (penyembah api). Pintu kelima namanya Huthamah, ditempati orang‑orang Yahudi. Pintu keenam namanya Sa'ir, ditempati orang‑orang Nasrani. Pintu ketujuh ditempati orang‑orang yang berbuat dosa besar dari golongan umatmu yang sampai mati mereka belum bertobat.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Jibril tidak menerangkan penghuni pintu ketujuh sehingga Rasulullah Saw bertanya: 'Wahai Jibril mengapa engkau tidak menuturkan kepadaku penghuni pintu ketujuh? Jibril berkata: 'Wahai Muhammad, tak usahlah engkau tanyakan hal itu kepadaku'. Kata Nabi Saw: 'Baiklah kalau begitu.' Maka Jibril berkata: 'Wahai Muhammad, yaitu para pembuat dosa‑dosa besar dari ummatmu. Mereka mati sebelum bertobat. 'Seketika itu Nabi Saw pingsan.
Dan stelah sadar beliau berkata: 'Wahai Jibril, besar sekali musibahku dan aku sangat takut. Apakah salah seorang dari ummatku akan masuk neraka?' Jibril menjawab: 'Ya, ummatmu yang berbuat dosa‑dosa besar.' Maka nabi Saw menangis lalu Jibril menangis pula karena tangisnya Nabi Saw. (Tanbihul Ghafilin‑Al‑Faqih Abu Laits Samarqandi, hal 59)
Pintu‑pintu neraka akan dibukakan bila golongan yang akan memasuki telah dihadirkan, seperti firman Allah: Dan orang‑orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong‑rombongan, sehingga apabila mereka sampai keneraka, dibukakan pintu‑pintunya dan penunggu‑penunggunya berkata kepada mereka: 'Bukankah telah datang kepada kamu rasul‑rasul dari jenis kamu yang membacakan kepada kamu ayat‑ayat Tuhan kamu dan mengancam kamu dengan pertemuan hari ini?' Mereka menjawab: 'Ya ada! Tetapi telah pantas hukuman azab atas orang‑orang kafir. (QS, As‑Zumar, 39:72)
Lalu dalam keadaan rela atau terpaksa mereka akan dihardik untuk memasukinya,
Dikatakannya: 'Masukilah pintu‑pintu Jahannam itu, kamu kekal di dalamnya.' Maka alangkah jelek tempat kembali bagi orang‑orang yang sombong itu. (QS. Az‑Zumar, 39:72)
Dalam sebuah hadits yang panjang, Abu Hurairah ra menggambarkan neraka pada kalimat terakhir hadits itu, Abu Hurairah berkata: Demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah di tanganNya, bahwa dasar Jahannam itu dalamnya adalah tujuh puluh tahun (perjalanan).
(HR. Muslim dan Hudzaifah dan Abu Hurairah ra)
Dalam hadits lain, yaitu:
Hadits Ibnu Abbas ra mengatakan: Pada suatu hari Rasulullah sedang duduk dengan para sahabatnya. Tiba‑tiba dia mendengar suatu suara. Ketika itu Nabi saw bertanya: 'Tahukah kamu suara apakah itu?' Jawab mereka: 'Allah dan RasulNya yang lebih tahu.' Kata Nabi Saw: 'Itu adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun yang lalu dan baru sekarang sampai ke dasar neraka itu.' (HR. Muslim)
Tidaklah berlebihan bila dalam sebuah dialognya dengan Allah, Jahannam mengatakan masih sanggup memuat calon‑calon penghuninya berapa pun jumlahnya, seperti firman Allah, Ingatlah hari yang Kami akan bertanya kepada Jahannam: 'Sudahkah engkau penuh?' dan ia (Jahannam) akan menjawab: 'Apakah ada tambahan?' (QS, Qaf, 50:30)
Tentang panasnya api neraka, Rasulullah Saw bersabda, Api kalian yang dinyalakan di dunia ini adalah sebagian dari tujuhpuluh bagian bila dibandingkan dengan panasnya api Jahannam. Para sahabat bertanya: 'Demi Allah, yang ini saja yang di dunia kiranya sudah mencukupi (untuk menghancurkan manusia) ya Rasulullah?'
Sahut beliau: 'Sesungguhnya panasnya itu masih lebih sembilan puluh sembilan bagian lagi (dari api dunia ini) yang masing‑masing panasnya setiap bagian sedemikian itu. (HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah ra)
Dalam hadits lain dari Ibnu Mas'ud ra, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: Panas api yang kamu nyalakan di dunia ini (termasuk matahari) hanyalah sepertujuh puluh dari panasnya api neraka di akhirat. Kalau sebagian kecil (api neraka) jatuh ke dunia, niscaya mendidihlah air laut karena panasnya. (HR. Muslim) (Dari Kehidupan Insan di Alam Baqa‑Halimuddin SH, hal 8)
Dalam satu riwayat disebukan bahwa Allah Ta'ala mengutus malaikat Jibril as kepada malaikat Malik supaya mengambil sebagian dari api neraka untuk keperluan Adam memasak makanan.
Malaikat Malik berkata: Wahai Jibril, berapa api yang engkau kehendaki dari neraka?
Jibril : Kira‑kira sebutir kurma.
Malik : Wahai Jibril, sekiranya aku berikan kepadamu api neraka sebesar sebutir kurma, niscaya hancurlah tujuh langit dan tujuh bumi karena panasnya.
Jibril : Bagaimana kalau hanya separuhnya saja?
Malik : Andaikata apa yang engkau kehendaki itu aku berikan, niscaya tidak akan ada air di langit walau setetes pun dan tak akan tumbuh satu pun tumbuh‑tumbuhan di bumi.(Kemudian Jibril menghadap Allah dan berkata)
Jibril : Ya Tuhanku, seberapa aku harus mengambil api dari neraka?
Allah : Ambillah sebesar debu. (Durratun Nasihin III, hal 112)
Maka Jibril mengambil api sebesar debu, lalu ia menyelamkannya dalam sungai sampai 70 (tujuh puluh) kali. Kemudian ia memberikannya kepada Adam as dan Jibril meletakkannya di atas gunung yang menjulang tinggi, gunung musnah. Akhirnya api itu dikembalikan lagi pada tempatnya. Adapun asapnya tertinggal pada batu‑batu dan besi‑besi sampai sekarang.
Dan dapatlah dibayangkan betapa panasnya kalau percikan‑percikan api neraka itu seperti yang dilukiskan oleh Allah dalam Al‑Qur'an: Sesungguhnya neraka itu melontarkan percikan‑percikan api sebesar balok. (QS, Al‑Mursalat, 77:32)
Malaikat Jibril as pernah memberi gambaran kepada Nabi Muhammad Saw tentang neraka. Begini: Andaikata neraka itu dibuka selubang jarum di arah timur maka terbakarlah penduduk bagian barat karena sangat panasnya.
Dan andaikata pakaian ahli neraka digantungkan diantara langit dan bumi, maka matilah mereka karena sangat panasnya. Dan andaikan satu hasta rantai yang telah disebutkan Allah dalam kitab‑Nya itu diletakkan pada gunung maka hancurlah gunung itu hingga menembus tujuh bumi. Dan andaikata seorang lelaki dari ahli neraka yang disiksa berada di arah barat maka sungguh akan hanguslah orang yang berada di arah timur karena sangat hebatnya siksaan.
Sebelum para ahli neraka dihadirkan, Allah mengadakan persiapan‑persiapan secukupnya untuk membuat kejutan‑kejutan yang mendirikan bulu roma. Bersabda Rasulullah Saw: Malaikat Jibril telah datang kepadaku, aku berkata kepadanya: 'Wahai Jibril terangkanlah kepadaku sifat‑sifat neraka Jahannam. Ia (Jibril) berkata: 'Sungguh Allah Ta'ala telah menciptakan neraka dan menyalakannya selama seribu tahun sehingga menjadi berwarna merah, kemudian menyalakannya lagi selama seribu tahun sehingga mejadi berwarna putih, lalu menyalakannya lagi selama seribu tahun sehingga berwarna hitam seperti malam yang gelap, nyalanya tidak pernah berhenti dan baranya tidak pernah bisa padam.'
Allah melengkapi pemandangan di neraka dengan sesuatu yang tidak hanya boleh dilihat tetapi wajib didaki oleh penghuninya. Hadits Abi Said al‑khudry ra, katanya: Rasulullah Saw pernah membicarakan tentang firman Tuhan yang berbunyi: 'Aku akan membebaninya dengan pendakian yang melelahkan.' Yaitu gunung di dalam neraka yang wajib didaki oleh orang kafir selama tujuh puluh tahun. Demikianlah ketinggian gunung itu. (HR. Tirmidzi)
Dalam hadits lain dari Anas ra bahwa Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Wailun itu suatu lembah di dalamnya neraka Jahannam. Dalamnya lembah itu sejauh empat puluh perjalanan bagi orang kafir baru sampai ke dasarnya. Kata Abi Said al Khudry ra: Bahwa Wailun itu adalah lembah yang terletak di antara dua buah gunung di dalam neraka. Empat puluh tahun lamanya orang kafir baru sampai ke dasarnya. (HR. Muslim)
Rasulullah Saw menambahkan: Di dalamnya terdapat sebuah gunung yang bernama Raqabah yang dilalui orang‑orang kafir. Gunung ini begitu panasnya sehingga bila tangan diletakkan di atasnya maka tangan itu akan hancur dan bila diangkat maka kembali seperti semula. (HR. Tirmidzi)
Tidak ada celah sedikitpun di dalamnya neraka yang tidak diramaikan oleh bara api. Nabi Saw bersabda: Sesungguhnya tanah neraka itu terdiri dari timah hitam, pagarnya dari tembaga, atapnya dari belerang, kayu bakarnya dari manusia dan batu. Bila api neraka itu dinyalakan, maka semua yang ada di sana menyala pula menjadi api. (AL‑Hadits)
Menurut keterangan dari Ibnu Mas'ud ra, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: Pada hari kiamat akan dikeluarkan neraka Jahannam dengan tujuh puluh ribu kendali, tiap kendali ditarik oleh tujuh puluh ribu malaikat. (HR. Muslim)
Keterangan selanjutnya adalah dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Neraka Jahannam pada hari kiamat nanti akan didatangkan dari bawah bumi yang ketujuh dan di sekelilingnya dikepung tujuh puluh ribu barisan malaikat. Setiap barisnya lebih banyak daripada jumlah dua golongan jin dan manusia. Mereka menarik Jahannam itu dengan tali‑talinya.
Jahannam mempunyai empat kaki. Jarak antara dua kaki sejauh perjalanan seribu tahun. Jahannam memiliki tiga puluh ribu kepala, setiap kepala mempunya tiga puluh ribu mulut, setiap mulut mempunyai tiga puluh ribu geraham, masing‑masing geraham tiga puluh ribu kali besarnya dari gunung Uhud, setiap mulut juga memiliki dua bibir selebar dunia. Pada setiap bibir terdapat rantai dari besi dan pada setiap rantai mempunyai tujuh puluh ribu kolong, setiap kolong dipegang para malaikat yang tak terhitung jumlahnya. Kemudian Jahannam digiring ke sebelah kiri Arsy. (Darratun Nasihin III, hal 15)
Dan untuk menambah keseraman neraka maka Allah menciptakan Huraisy. Siapakah Huraisy itu? Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra katanya, Rasulullah Saw bersabda: Kelak di hari kiamat akan keluar suatu (makhluk) dari neraka Jahannam namanya Huraisy yang dilahirkan dari yang panjangnya sejauh antara langit dan bumi sedang besarnya dari timur sampai barat.
Lalu Jibril as bertanya: Hai Huraisy mau kemanakah engkau dan siapa yang engkau cari?
Huraisy : Aku mencari lima golongan manusia. Pertama orang yang meninggalkan shalat. Kedua orang yang enggan mengeluarkan zakat. Ketiga orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Keempat peminum arak. Kelima orang yang bercakap‑cakap di mesjid dalam urusan keduniaan (Durratun Nasihin I, hal. 129)
Disamping Huraisy yang besar itu Allah juga menghiasi neraka dengan binatang‑binatang kecil yang berukuran kecil menurut dimensi neraka. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra dari Nabi Saw, beliau bersabda: Sungguh di neraka terdapat beberapa ular dan kalajengking sebesar leher onta. Maka mereka akan memagut serta menyengat salah seorang dari kamu dengan pagutan dan sengatan yang dapat dirasakan panasnya selama empat pulun musim gugur. (Daqaa‑Ioqul Akhbaari)
(Dari Durratun Nasihin III, hal 243‑Usman al‑Khaibawi)
Untuk melengkapi penderitaan orang‑orang kafir, Allah juga melipatgandakan dimensi tubuh mereka ratusan ribu kali. Dari Imam Muslim dari Abu Hurairah ra dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: Geraham orang kafir itu seperti gunung Uhud dan tebal kulitnya sejauh tiga hari perjalanan.
Keterangan: Dimensi mereka diperbesar ratusan ribu kali lipat untuk memperluas permukaan kulit. Hal ini dimaksudkan agar segala macam siksaan terutama siksa bakaran dapat benar‑benar dirasakan.
Semoga bermanfaat!! Mari merenung sejenak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar