Senin, 19 November 2007

Bahaya Meninggalkan Shalat

1. Meninggalkan Shalat Merupakan Kekufuran
Allah subhanahu wata'ala berfirman mengenai orang-orang Musyrikin, artinya,
"Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka
(mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama." (at-Taubah:11)
Yakni, jika mereka bertaubat dari kesyirikan dan kekufuran mereka,
mendirikan shalat dengan meyakini kewajibannya, melaksanakan rukun-rukunnya
dan membayar zakat yang diwajibkan, maka mereka adalah saudara di dalam
agama Islam. Jadi, yang dapat difahami dari ayat ini, bahwa siapa saja yang
ngotot melakukan kesyirikan, meninggalkan shalat atau menolak membayar
zakat, maka ia bukan saudara kita dalam agama Islam.
Dalam sebuah hadits dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, ia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"(Pembeda)antara seseorang dan kekufuran adalah meninggalkan shalat."
(HR.Muslim)
Imam Ahmad rahimahullah berkata, "Aku khawatir tidak halal bagi laki-laki
(suami) diam bersama isteri yang tidak melakukan shalat, tidak mandi
jinabah dan tidak mempelajari al-Qur'an."
Terlepas dari perbedaan pendapat para ulama seputar jenis kekufuran orang
yang meninggalkan shalat karena bermalas-malasan meskipun menyakini
kewajibannya, maka yang pasti perbuatan itu amat dimurkai.

2. Meninggalkan Shalat Merupakan Kemunafikan.
Mengenai hal ini, Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya:
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksud riya' (dengan shalat) di hadapan manusia dan
tidaklah mereka menyebut Allah melainkan sedikit sekali." (an-Nisa`:142)
Yakni, mereka, di samping melakukan shalat karena riya`, juga
bermalas-malasan dan merasa amat berat melakukannya, tidak mengharap pahala
dan tidak meyakini bahwa meninggalkannya mendapat siksa.
Ibnu Mas'ud radhiyallahui 'anhu berkata mengenai shalat berjama'ah, "Aku
betul-betul melihat, tidak seorang pun di antara kami yang tidak
melakukannya (shalat berjama'ah) selain orang yang munafik tulen. Bahkan
ada seorang yang sampai bergelayut di antara dua orang disam-pingnya agar
dapat berdiri di dalam shaf (karena ia masih sakit)." (HR. Muslim)

3. Meninggalkan Shalat Menjadi Sebab Mendapatkan Su'ul Khatimah
Imam Abu Muhammad 'Abdul Haq rahimahullah berkata, "Ketahuilah, bahwa Su'ul
Khatimah -semoga Allah melindungi kita darinya- tidak akan terjadi terhadap
orang yang kondisi lahiriahnya lurus (istiqamah) dan batinnya baik.
Alhamdulillah, hal seperti ini tidak pernah didengar dan tidak ada yang
mengetahui pernah terjadi. Tetapi ia terjadi terhadap orang yang akalnya
rusak dan ngotot melakukan dosa besar. Bisa jadi, kondisi seperti itu
menguasainya lalu kematian menjem-putnya sebelum sempat bertaubat, maka
syaithan pun memperdayainya ketika itu, nau'udzu billah. Atau dapat terjadi
juga terhadap orang yang semula kondisinya istiqamah, namun kemudian
berubah dan keluar dari kebiasaannya lalu terus berjalan ke arah itu
sehingga menjadi sebab Su'ul Khatimah baginya." (At-Tadzkirah: 53)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesung-guhnya ukuran
semua amalan itu tergantung kepada kesudahannya." (HR. Bukhari).
Sementara orang yang melakukan shalat tetapi buruk dalam mengerjakannya,
dia terancam mendapat Su'ul Khatimah, maka terlebih lagi dengan orang yang sama sekali tidak 'menyapa' shalat?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melihat seorang yang shalat tetapi tidak sempurna dalam ruku'nya, ia seperti orang yang mematok-matok di dalam sujud shalatnya, maka beliau bersabda mengenainya, "Andai ia mati dalam kondisi seperti ini, maka ia mati bukan di atas agama Muhammad." (Hadits Hasan)

4. Meninggalkan Shalat Menjadi Slogan Penghuni Neraka Saqar
Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya:
"Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan
tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya
ada sembilan belas (malaikat penjaga)." (Al-Muddatstsir: 27-30)
Dan firman-Nya, artinya:
"Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. Kecuali
golongan kanan. Berada di dalam surga, mereka tanya menanya. Tentang
(keadaan) orang-orang yang berdosa. 'Apakah yang memasukkan kamu ke dalam
(neraka) Saqar? Mereka menjawab, 'Kami dahulu tidak termasuk orang-orang
yang mengerjakan shalat. Dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin.
Dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama orang-orang yang
membicarakannya." (Al-Muddatstsir: 38-45)
Jadi, orang-orang yang meninggalkan shalat tempatnya di neraka Saqar.

5. Meninggalkan Shalat Merupakan Sebab Seorang Hamba Dipecundangi Syaithan
Dari Abu Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Tidaklah tiga orang yang berada di suatu perkampungan ataupun di
pedalaman, lalu tidak mendirikan shalat di antara sesama mereka melainkan
syaithan akan mempecundangi mereka. Karena itu, hendaklah kalian bersama
jama'ah sebab srigala hanya memakan kambing yang sendirian." (Hadits Hasan)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits tersebut menjelaskan
bahwa, "Syaithan adalah srigala atas manusia yang merupakan musuh
bebuyutannya. Maka sebagaimana burung yang semakin berada di ketinggian,
semakin jauh dari petaka, sebaliknya, semakin berada di tempat rendah,
petaka akan mengintainya, demikian pula halnya dengan kambing yang semakin
dekat dengan penggembalanya, semakin terjaga keselamatannya, semakin ia
menjauh, semakin terancam bahaya."

(Sumber: As-Shalah Limadza? Muhammad bin Ahmad al-Miqdam)
Demikian di antara bahaya meninggalkan shalat, dan tentunya masih banyak
lagi bahaya-bahaya yang lain. Semoga dapat memotivasi kita di dalam
meningkatkan kualitas shalat kita dan menjadi pengingat tentang besarnya
urusan shalat sehingga tidak meninggalkannya. (Abu Hafshah)

Tidak ada komentar: